Kamis, 14 Maret 2013

MEMANFAATKAN SAMPAH DAPUR

   
Sayuran yang sudah disiangi.
       Dapur adalah penghasil sampah rumah tangga terbanyak dan rutin dari sebuah rumah tangga. Coba bayangkan bila sebuah rumah tangga memiliki anggota lebih dari 4 orang dan semuanya adalah orang-orang yang senang makan, maka dapur yang dipakai untuk mengolah makanan akan menghasilkan sisa-sisa siangan sayuran serta sisa-sisa makanan yang bila dikumpulkan dalam sehari semalam jumlahnya bisa mencapai hampir satu baskom ukuran sedang. Belum lagi sampah lain yang bukan sisa dapur.
         Bagi mereka yang tidak ambil pusing, sampah-sampah tersebut langsung dibuang ke tempat sampah untuk nantinya diambil oleh petugas kebersihan. Setelah terkumpul, mereka akan membawanya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) yang dimiliki oleh Pemda daerah setempat. Sampah-sampah yang terkumpul tidak dipisahkan, semua jenis sampah tercampur menjadi satu. Para pemulunglah yang memisahkan sampah-sampah tersebut. Sampah berupa plastik, kaleng, botol dan kertas akan diambil dan kemudian bisa dijual kepada pengepul barang bekas dan selanjutnya dibawa ke pabrik untuk didaur ulang. Sedangkan sampah sisa-sisa makanan akan dibiarkan sampai menjadi gunungan sampah. Pernah diberitakan ada gunungan sampah di sebuah TPA 'meledak' karena tumpukan sampah-sampah tersebut menghasilkan gas yang berakumulasi dan akhirnya meletus.
         Sebenarnya sampah dapur dapat kita kelola sendiri dan memanfaatkannya sebagai kompos. Tidak perlu biaya mahal dan tidak memerlukan peralatan yang rumit. Hal ini dapat kita kerjakan sendiri dihalaman rumah, terutama bagi mereka yang menyukai tanaman hias serta senang merawat tanaman ataupun yang hobi memanfaatkan lahan disekitar rumah untuk bercocok tanam sayuran.
Bila kita punya pot plastik ukuran diameter 35 cm sampai 70 cm dan sebuah sekop, itu sudah cukup sebagai alat yang dibutuhkan untuk membuat kompos.
         Caranya sangat sederhana saja yakni pada dasar pot yang berlubang kita masukkan sedikit tanah sebagai alas dasar. Pot dapat ditempatkan di bawah naungan pohon ataupun dipojokan halaman. Usahakan diletakkan di atas tanah supaya rembesan air sampah nantinya dapat langsung meresap ke tanah. Setiap hari kita dapat menaruh sampah dapur yang sudah dipisahkan dari sampah lain semisal plastik dan kertas serta kaleng dan botol, kedalam pot tersebut lalu tutup bagian atasnya dengan plastik yang memiliki lubang. Setiap 3 hari kita dapat memberikan lapisan tanah tipis diatas sampah tadi supaya pembusukkannya tidak menimbulkan bau yang kurang sedap. Pengalaman kami, dalam waktu satu bulan, satu buah pot ukuran diameter 70 cm akan penuh.

Pot dengan diameter 70 cm sebagai wadah untuk mengolah sampah dapur
       Pot yang telah penuh tersebut, pada bagian sampah yang paling atas diberi lapisan tanah lebih tebal dan kemudia tutup sekitar satu minggu. Setelah satu minggu, pembusukkan sudah hampir sempurna. Kita dapat membuka plastik penutup dan membalik-baliknya memakai sekop. Bila kompos dari sampah tersebut sudah jadi, akan ditandai dengan warnanya yang menghitam. Saat itulah kompos buatan sendiri bisa langsung ditambahkan ke pot-pot atau ketanah untuk menyuburkan tanaman kesayangan kita sekaligus mengosongkan pot tersebut untuk sampah kita berikutnya. Sebaiknya miliki dua buah pot untuk kelangsungan kegiatan ini.


       Sampah dapur yang digunakan untuk membuat kompos ini harus yang mudah hancur dan mudah terurai. Sampah yang sebaiknya tidak dipakai untuk membuat kompos ini adalah bonggol jagung, kulit telur, biji salak, biji mangga atau jenis biji-bijian yang keras. Sedangkan bonggol kembang kol dan brokoli ataupun jenis sayuran lain yang memiliki bagian yang agak besar, dapat kita potong-potong supaya lebih mudah hancur.
Cabe bondol dalam pot yang dipupuk dengan kompos buatan sendiri

Jeruk purut 

Cabe rawit yang ditanam ditanah

Daun katuk dalam pot

Diffenbachia

Pohon mangga jenis manalagi dihalaman rumah

Jenis tanaman hias berbunga
       Keluarga kami tidak pernah membuang sampah dapur sejak tahun 2008. Sampah yang lain seperti botol dan gelas kemasan air minum, kertas koran, kardus dan botol beling juga tidak. Kami mengumpulkannya untuk dijual kepada pemulung secara berkala. Yang dibuang adalah sampah seperti kantong plastik kotor, kertas koran bekas pembungkus dan sampah dapur yang tidak bisa diolah menjadi kompos tadi.
       Alhasil halaman kami asri dan menghasilkan hal yang bermanfaat. Selamat mencoba.