Jl. Tegar Beriman Pemda Cibinong No. 9 Desa Bojong Baru Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor Jawa Barat Menjual Pot Tanam ( plastik/keramik/porselen), Guci dan Vas (impor/lokal), Pupuk, Media Tanam, Pestisida, Bunga Plastik dan Pajangan.
Kamis, 31 Januari 2013
Rabu, 16 Januari 2013
POHON PELINDUNG
Pohon pelindung adalah sekelompok tanaman yang memiliki tajuk panjang dan berdaun lebat serta berbatang cukup tinggi untuk dijadikan peneduh. Biasanya pohon pelindung menjadi tanaman utama di sebuah taman. Namun yang paling sering kita lihat adalah pohon pelindung yang ditanam disepanjang jalan. Fungsinya selain sebagai pohon peneduh juga dimaksudkan untuk menyerap polutan.
Ada banyak jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pohon pelindung. Beberapa jenis pohon pelindung bahkan ada yang berbunga indah, seperti pohon dadap merah (Erythrina crista-galli) dan pohon cempaka wangi berbunga kuning (Magnolia champaca syn. Michelia champaca) serta pohon cempaka putih (Magnolia champaca syn. Michelia alba).
Pada era tahun 80-an, disepanjang jalan raya Gunung Sahari menuju ke Ancol, terdapat banyak pohon Flamboyan berbunga oranye. Pohon-pohon itu kini telah tiada dan berganti menjadi pertokoan dan mall.
Ada juga pohon pelindung yang bunganya indah seperti pohon saputangan (Maniiltoa gemmipara), yang bunganya menjuntai seperti lipatan saputangan berwarna putih kekuningan. Pohon ini dapat ditemui di Kampus ITB Bogor.
Juga ada pohon pucuk merah (Syzygium oleana) yang masih berkerabat dengan pohon cengkeh. Disebut pohon pucuk merah karena pucuk daunnya memang berwarna kemerah-merahan.
Pohon cengkeh (Syzygium aromaticum) dan pohon pala ( Myristica fragrans) dapat juga dijadikan pohon pelindung sekaligus dapat dimanfaatkan bunga dan buahnya sebagai bumbu dapur.
Pohon mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) dan pohon ulin (Eusideroxylon zwageri) atau dikenal sebagai berlian hitam Kalimantan juga dapat dipakai sebagai pohon pelindung yang sekaligus dapat dimanfaatkan kayunya yang untuk keperluan perkakas dan perabotan. Kayu ulin sangat terkenal di mancanegara sebagai Iron Wood. Kayu pohon mahoni berwarna coklat kemerahan sedangkan kayu pohon ulin berwarna coklat gelap kehitaman. Sebagai catatan tambahan, kayu ulin tahan terhadap air asin/air laut sehingga banyak dipakai untuk membuat perahu dan kapal kayu. Karena tahan terhadap terpaan ombak air laut, kayu ulin juga dipakai sebagai lantai dermaga-dermaga kapal di Nusantara.
Sedangkan pohon trembesi (Samanea saman) selain sebagai peneduh juga berfungsi menghisap polutan diudara. Pohon ini menduduki peringkat pertama dalam kemampuannya menghisap polutan diuadara. Karena tajuk daunnya yang bisa mencapai puluhan meter, pohon trembesi banyak dijadikan peneduh utama ditaman-taman yang luas serta dipinggir-pinggir jalan raya. Di halaman Istana Bogor tumbuh pohon trembesi yang diameternya mencapai 1,5 m sampai 2 m.
Ada banyak lagi jenis pohon pelindung lainnya.yang dapat kita temui disekitar kita dan dapat kita tanam juga dipekarangan kita untuk membantu mewujudkan program pemerintah menaman satu juta pohon.
Ada banyak jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pohon pelindung. Beberapa jenis pohon pelindung bahkan ada yang berbunga indah, seperti pohon dadap merah (Erythrina crista-galli) dan pohon cempaka wangi berbunga kuning (Magnolia champaca syn. Michelia champaca) serta pohon cempaka putih (Magnolia champaca syn. Michelia alba).
Dadap merah |
Pada era tahun 80-an, disepanjang jalan raya Gunung Sahari menuju ke Ancol, terdapat banyak pohon Flamboyan berbunga oranye. Pohon-pohon itu kini telah tiada dan berganti menjadi pertokoan dan mall.
Ada juga pohon pelindung yang bunganya indah seperti pohon saputangan (Maniiltoa gemmipara), yang bunganya menjuntai seperti lipatan saputangan berwarna putih kekuningan. Pohon ini dapat ditemui di Kampus ITB Bogor.
Juga ada pohon pucuk merah (Syzygium oleana) yang masih berkerabat dengan pohon cengkeh. Disebut pohon pucuk merah karena pucuk daunnya memang berwarna kemerah-merahan.
Pohon Saputangan |
Pohon pucuk merah yang dapat dipangkas daunnya sesuai bentuk yang diinginkan |
Pohon pala di sepanjang kiri dan kanan jalan |
Buah pala yang sudah matang |
Bunga pohon cengkih siap dipanen ketika masih kuncup |
Pohon cengkih adalah tanaman perkebunan, namun bisa dijadikan pohon pelindung |
Pohon mahoni banyak dipakai sebagai pohon pelindung. |
Rumah adat Kalimantan berbahan kayu ulin |
Bibit pohon ulin kini banyak dikembangbiakkan karena populasinya yang makin berkurang di Kalimantan |
Ada banyak lagi jenis pohon pelindung lainnya.yang dapat kita temui disekitar kita dan dapat kita tanam juga dipekarangan kita untuk membantu mewujudkan program pemerintah menaman satu juta pohon.
SANSEVIERIA, ANTI POLUTAN
Sansevieria jenis |
Sansevieria dikenal sebagai tanaman penyerap polutan karena dapat menyerap berbagai macam racun diudara. Baca selengkapnya...
MEMBERSIHKAN LAHAN DARI RUMPUT LIAR
Sebelum lahan siap untuk ditanami ada beberapa langkah umum yang harus dipersiapkan, diantaranya adalah membersihkan lahan dari rumput liar dan gulma serta "membangunkan" tanah agar tidak terlalu padat supaya mudah untuk ditanami.
Membersihkan rumput liar tidak menjadi masalah besar jika lahan yang akan digunakan sedikit atau tidak terlalu luas. Untuk mengerjakannya dapat dengan dicabut langsung dari akarnya atau dengan bantuan sabit dan parang untuk memangkas hingga ke akar-akarnya. Tetapi bila lahan yang akan digunakan mencapai ratusan meter atau sampai hektar-an, tentu bukan perkara sepele lagi apabila kita menggunakan cara-cara diatas. Karena selain menguras waktu dan tenaga juga sangat tidak efektif. Untuk itu kita dapat memakai produk cairan khusus untuk mematikan pertumbuhan rumput tersebut.
Pada umumnya ada dua jenis zat aktif yang dapat dipakai, yakni: Isopropilamina glisofat dan parakuat diklorida. Kedua jenis bahan aktif ini memiliki keunggulan masing-masing dalam memberantas rumput liar dan gulma.
Untuk produk yang memakai Isopropilamina glisofat, semisal merk dagang ROUND UP dan BASMITAS yang beredar dipasaran, bekerja dalam waktu 2 sampai 3 hari. Bahan aktif ini mematikan rumput liar dan gulma dari akarnya sehingga membuatnya mati perlahan-lahan. Pada hari ke-3 rumput akan terlihat layu dan menguning. Pada saat itulah kita dapat membersihkan lahan dengan lebih mudah karena akar-akarnya dengan mudah dapat dicabut.
Pada produk yang memakai Parakuat diklorida, semisal merk dagang GRAMOXONE dan HIROXONE, hasil akan terlihat dalam 24 jam tetapi akar-akar rumput masih terlihat belum mati sepenuhnya.
Oleh sebab itu, sangat tergantung pada cara pembersihan lahan yang akan kita lakukan. Bila lahan sempit dan waktu penanaman tidak terburu-buru kita dapat memakai produk yang pertama. Sedangkan bila lahan sempit ataupun luas tetapi kita ingin buru-buru menanam, pakailah produk yang kedua, karena biarpun akar-akarnya belum mati semuanya, hal itu tidak menjadi masalah karena untuk menanam dilahan tersebut kita harus "membangun" tanahnya terlebih dahulu. Tanah akan menjadi tidak terlalu padat pada saat kita mencangkul dan membalik-baliknya. Nah, pada saat itulah kita dapat sambil menyiangi akar-akar yang tersisa.
Untuk dosis pemberian umumnya adalah 10 ml larutan bahan aktif dicampur dengan 5 L air. Perlakuan dapat dengan penyemprotan atau penyiraman langsung pada rumput. Ada tips khusus agar bahan aktifnya bekerja maksimal yakni lakukan penyemprotan pada pagi hari yang cerah agar bahan aktifnya menyerap langsung.
Membersihkan rumput liar tidak menjadi masalah besar jika lahan yang akan digunakan sedikit atau tidak terlalu luas. Untuk mengerjakannya dapat dengan dicabut langsung dari akarnya atau dengan bantuan sabit dan parang untuk memangkas hingga ke akar-akarnya. Tetapi bila lahan yang akan digunakan mencapai ratusan meter atau sampai hektar-an, tentu bukan perkara sepele lagi apabila kita menggunakan cara-cara diatas. Karena selain menguras waktu dan tenaga juga sangat tidak efektif. Untuk itu kita dapat memakai produk cairan khusus untuk mematikan pertumbuhan rumput tersebut.
Pada umumnya ada dua jenis zat aktif yang dapat dipakai, yakni: Isopropilamina glisofat dan parakuat diklorida. Kedua jenis bahan aktif ini memiliki keunggulan masing-masing dalam memberantas rumput liar dan gulma.
Untuk produk yang memakai Isopropilamina glisofat, semisal merk dagang ROUND UP dan BASMITAS yang beredar dipasaran, bekerja dalam waktu 2 sampai 3 hari. Bahan aktif ini mematikan rumput liar dan gulma dari akarnya sehingga membuatnya mati perlahan-lahan. Pada hari ke-3 rumput akan terlihat layu dan menguning. Pada saat itulah kita dapat membersihkan lahan dengan lebih mudah karena akar-akarnya dengan mudah dapat dicabut.
Pada produk yang memakai Parakuat diklorida, semisal merk dagang GRAMOXONE dan HIROXONE, hasil akan terlihat dalam 24 jam tetapi akar-akar rumput masih terlihat belum mati sepenuhnya.
Oleh sebab itu, sangat tergantung pada cara pembersihan lahan yang akan kita lakukan. Bila lahan sempit dan waktu penanaman tidak terburu-buru kita dapat memakai produk yang pertama. Sedangkan bila lahan sempit ataupun luas tetapi kita ingin buru-buru menanam, pakailah produk yang kedua, karena biarpun akar-akarnya belum mati semuanya, hal itu tidak menjadi masalah karena untuk menanam dilahan tersebut kita harus "membangun" tanahnya terlebih dahulu. Tanah akan menjadi tidak terlalu padat pada saat kita mencangkul dan membalik-baliknya. Nah, pada saat itulah kita dapat sambil menyiangi akar-akar yang tersisa.
Untuk dosis pemberian umumnya adalah 10 ml larutan bahan aktif dicampur dengan 5 L air. Perlakuan dapat dengan penyemprotan atau penyiraman langsung pada rumput. Ada tips khusus agar bahan aktifnya bekerja maksimal yakni lakukan penyemprotan pada pagi hari yang cerah agar bahan aktifnya menyerap langsung.
Senin, 07 Januari 2013
TANAMAN BERACUN DISEKITAR KITA
Seringkali kita menanam tanaman hias dihalaman rumah kita dengan tujuan untuk mempercantik halaman dan menciptakan lingkungan yang asri sehingga membuat kita betah berlama-lama berada di rumah. Namun ada kalanya kita justru telah mengundang bahaya datang dalam lingkungan kita sendiri dengan tidak sengaja kita menanam jenis-jenis tanaman yang salah satu bagiannya atau keseluruhannya mengandung racun yang mematikan.
Oleh sebab itu, marilah kita mengenali beberapa jenis tanaman hias yang mengandung racun dan bahaya yang disebabkannya agar kita dapat berhati-hati dalam memilih jenis tanaman hias yang hendak kita tanam dihalaman rumah kita demi keselamatan kita dan keluarga.
OLEANDER (BUNGA MENTEGA)
DIEFFENBACHIA
Tanaman jenis Dieffenbachia banyak ditanam sebagai hiasan baik diluar ruangan maupun dalam ruangan. Racun tanaman ini terdapat pada daunnya. Bila termakan maka akan menyebabkan pembengkakan pada lidah yang menyebabkan sulit bernafas. Walaupun reaksinya hanya sebentar dan ringan tetapi terhadap balita adalah resiko kematian.
NARCISSUS / DAFFODIL
Mengandung racun alkaloid lycorine pada daun dan umbinya. Bagian lain tidak beracun.
RHODODENDRON / AZALEA
Azalea banyak dijumpai didataran tinggi. Banyak ditanam sebagai tanaman pagar karena bisa dipangkas dan memiliki bunga yang bergerombol. Warnanya beragam antara lain merah, ungu dan merah muda.
Racun terdapat pada nektarnya. Madu yang dihasilkan oleh lebah yang menghisap nektar tanaman ini beracun bagi kita.
HYDRAGEA / HORTENSIA
( KEMBANG BOKOR / BUNGA TIGA BULAN )
Bagian yang beracun adalah bunganya saja, yakni mengandung glukosida sianogenik.
Rabu, 02 Januari 2013
MOTIF CAT TOTOL
Berbagai macam pot dan vas bunga serta guci yang terbuat dari tanah liat dihiasi dengan lukisan/gambar dengan motif cat totol. Dengan dasar cat warna hitam, cat totol yang berwarna-warni memberi kesan unik pada setiap benda yang dihasilkan.
Pengerjaannya dilakukan dengan tangan (handmade) sehingga jarang ada gambar yang sama persis. Tehnik pengerjaannya membutuhkan ketekunan, kesabaran dan ketelitian sehingga kerajinan yang dihasilkan menjadi bernilai seni. Harga barang kerajinan ini sangat tergantung pada hasil akhirnya.
Pengerjaan yang halus dan rapi dengan motif yang rumit dihargai lebih mahal daripada yang pengerjaannya lebih sederhana. Tetapi masih termasuk sangat terjangkau. Untuk sebuah guci dengan tinggi 60-70 cm dan berdiameter 35-40 cm berkisar dari Rp. 150.000 sampai Rp. 350.000.
Pengerjaannya dilakukan dengan tangan (handmade) sehingga jarang ada gambar yang sama persis. Tehnik pengerjaannya membutuhkan ketekunan, kesabaran dan ketelitian sehingga kerajinan yang dihasilkan menjadi bernilai seni. Harga barang kerajinan ini sangat tergantung pada hasil akhirnya.
Pengerjaan yang halus dan rapi dengan motif yang rumit dihargai lebih mahal daripada yang pengerjaannya lebih sederhana. Tetapi masih termasuk sangat terjangkau. Untuk sebuah guci dengan tinggi 60-70 cm dan berdiameter 35-40 cm berkisar dari Rp. 150.000 sampai Rp. 350.000.
Tempat Payung |
Guci model terawang |
Pot Tanam |
Guci |
Langganan:
Postingan (Atom)